Di saat aku terdiam dalam larutnya malam yang terus bergulir menjadi tetes-tetes embun, kurasakan begitu kecilnya diri ini diantara alam semesta ciptaan-Nya.
Ketika itu masih kunikmati rangkaian tawa tak terputus, menikmati pergantian waktu dengan senyum lebar merasakan kepuasan akan hidup yang kukira masih sangat lama. Betapa semua itu terekam jelas di setiap titik memoriku. Bintang jatuh yang pernah mengiringi kisah hidup menjadi warna indah tak terlupa.
Begitu teratur perputaraan itu seolah tak satupun luka menyiksa dalam senja. Meraih kasih penuh cinta pada setiap waktu antara kita. Ya..antara aku dengan-Nya. Seolah hanya ada lukisan berwarna indah tanpa coretan kesalahan dalam kanvas hidupku. Oh, sungguh menyenangkan.
Kini, semuanya jauh lebih indah. Tatkala luka dan air mata turut menyertai...beban yang menghimpit, ujian dan cobaan datang silih berganti, takut dan kekhawatiran berusaha merajai diri.
Tuhan tak hanya melimpahkan bahagia dalam bentuk kebahagiaan. Tuhan pun memberikan bahagia itu dalam runtutan hempas gelombang dan badai yang berlalu lalang.
Kucoba mengeja setiap makna limpahan rahmat-Nya. Meraba resah gundah dengan meyakini cinta-Nya.
Membalut jiwa dan hati dengan kasih-Nya.
Alloh Maha Besar...
Alloh adalah cahaya langit dan bumi..
Cahaya di atas cahaya..
Setetes embun melepas dahaga,
Penyejuk kala gersang merona,
Peneduh jiwa..
dan kini aku pada diriku..
Meraih cinta-Mu
Dalam rengkuh rapuh ini, mengharap ridho-Mu,
Sujud berurai air mata mengadukan semua keluh kesah,
Mengucap syukur yang masih terlewati karna kealpaan,
Tersungkur terbuai berkasih di akhir malam,
Duhai Tuhanku pemilik CINTA tak berujung..
Yaa Robbi...
Yaa Ro'uuf..
Yaa Qoodir..
Yaa Lathiif..
Segenap hidupku hanya untuk kembali pada-Mu
*sepertigaterakhirmalam, 020908*
Monday, September 1, 2008
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment